Arti paling indah saat remaja, terkadang tidak sesuai dengan
jalan pemikiran orang dewasa, terutama orang tua. Masa remaja yang dialami oleh
anak mereka adalah suatu tantangan berat bagi mereka. disaat kami merasa “cinta
monyet” itu indah, orang tua kami malah sangat cemas bahkan khawatir akut. Ketika
anak mereka mengenal “Pacaran”. Orang tua selalu sigap dan tanggap untuk
menghalau hal yang satu ini. Inilah masa dimana orang tua akan seketika berubah
menjadi KOMNAS Perlindungan Anak untuk kami. KOMNAS Perlindungan Anak yang satu
ini, bukan perlindungan akibat kekerasan orang tua terhadap anaknya. Tetapi kekecewaan
yang dibuat oleh anaknya setelah mereka mengenal “pacaran”.
Wajarlah, jika kami memiliki
perasaan suka terhadap lawan jenis. Karena, nafsu yang Tuhan berikan kepada kami semua, ya saat ini. Saat kami
mencari sebuah identitas dan jati diri kami. Saat dimana kami goyah dengan
berbagai permasalahan rumit dan beragam pilihan hidup yang harus kami lalui. Termasuk
soal “pacar”. Sebetulnya pacar itu apa?
Disini, kami tidak berlagak polos. Kami tahu betul mengenai
hal yang satu ini. Tetapi, coba renungkan. Arti dari seorang pacar di hidup
kalian apa?
1. Pendamping hidup?
Bukankah pendamping hidup itu Tuhan yang menentukan? Haruskah
kita mencarinya saat ini juga? Jika tidak cocok? Bagaimana?
Jika pada saatnya kita memaksakan diri untuk memilih pacar
kita sebagai pendamping hidup, lalu bagaimana jika Tuhan sudah menggariskan
nasib kita bahwa bukan orang itu yang menjadi pendamping kita sesungguhnya?
Apa yang akan kalian lakukan?
2.
Apa yang kalian butuhkan dari seorang Pacar?
Perhatian? Kasih sayang?
Jika memang itu yang dibutuhkan (perhatian
dan kasih sayang), lalu mengapa harus ada kata “Putus” ?
Apalagi jika alasan dari kata putus itu
adalah “bosan”/ “ada yang lebih baik”.
Semudah itu kah kita mempermainkan perasaan
orang lain?
Bagaimana mungkin kita akan mendapatkan
pendamping yang baik. Jika setiap kekurangan yang dimiliki oleh pacar kita
sendiri, kita mencari pelengkap lain yang
bisa menutupi kekurangan tersebut.
Jika orang yang dapat melengkapi kekurangan
pacar kita memiliki kekurangan juga? Akankah kita mencari pelengkap yang lain
lagi?
sampai kapankah permainan mencari pelengkap kekurangan
atau dengan kata lain “selingkuh” berakhir?
Kurang apa, ayah dan ibu kita memberikan
perhatian yang lebih dari seorang pacar? Sehingga pacar adalah kebutuhan rohani
yang kini dikategorikan sebagai kebutuhan primer no 1 dikalangan remaja pada
umumnya.
3.
What’s
the next?
Setelah pacaran, apa yang akan kalian lakukan? Menikah?
Bukankah, kalian mempunyai cita-cita? Yang harus dicapai terlebih dahulu
sebelum menikah?
Dapatkah kalian me-manage fikiran
kalian untuk membagi dua antara cita-cita dan rencana ke depan dengan si “dia”?
Think again.!!!!
Artikelnya nyentuh, thanks
BalasHapus