Tauran Antar Pelajar
Sering kita saksikan bersama bahkan sudah menjadi tradisi secara turun temurun . tauran antar pelajar dilakukan oleh kalangan anak remaja yang sedang labil. Maraknya aksi kekerasan yang tidak semestinya dilakukan oleh mereka dengan usia yang sangat belia. Semakin menambah ironi bangsa yang terus tercoreng dengan tinta merah (jelek). Fenomena ini diperparah dengan adanya rasa bangga yang tersimpan dalam diri mereka terhadap tauran yang sudah jelas tidak bermanfaat dan merugikan masa depan pribadi mereka terlebih orang lain tak berdosa yang sudah menjadi korban. Tauran adalah kebutuhan sosial mereka yang harus terpenuhi setiap harinya. Tidak ada tauran, tidak ada tantangan, bahkan mungkin hidup tiadalah berarrti. Alasan klasik dari berbagai pendapat yang pernah saya survei sebelumnya,tauran dilatarbelakangi oleh beberapa faktor:
1. Dendam pribadi/dendam kelompok
2. Rasa ingin menjadi kelompok adikuasa
3. Rasa gengsi dan tidak mau kalah
Banyak faktor yang melatarbelakangi tauran dapat berlangsung dan berkembang biak hingga saat ini. Tauran telah memakan berbagai korban. ironinya, mereka melakukan hal itu dengan membawa identitas sekolah mereka masing-masing. Tak berfikirkah bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal yang salah? Bahkan dilaknat tuhan? Apa yang mereka fikirkan saat melakukan hal tersebut? Tak pernahkah mereka berfikir keringat orangtua mereka yang membayar semua keperluan mereka dengan susah payah, semata mata hanya untuk sekolah dan kepentingan masa depan mereka yang lebih cerah? Apa sebenarnya yang ingin mereka capai dari tauran? Prestasi? Rasa bangga? Memperlihatkan taring ? kekuatan? Jika difikirkan matang-matang dengan akal sehat, mereka bisa melampiaskan hal itu ke arah yang lebih bermanfaat. seperti:
1. jika mereka berhasrat ingin perang? Mengapa tidak melanjutkan sekolah kemiliteran setelah tamat SMA?. Itu lebih baik, apalagi itu tindakan yang sangat berjasa untuk mempertahankan kemanan dan pertahanan negara kita?.
2. Jika mereka hanya ingin unjuk kebolehan? Mengapa tidak mengikuti perlombaan atletik di sekolah atau berbagai perlombaan lain yang sekiranya sesuai dengan apa yang mereka minati?
Apakah sekolah mereka membiarkan hal ini terjadi dengan begitu saja? Ataukah mungkin pihak sekolah sudah bosan menegur dengan hal ini?
Jelaslah tidak mungkin sekolah membiarkan hal ini terjadi. Sekolah adalah agen menimba ilmu yang selalu menanamkan nilai dan kebaikan. Ataukah mungkin pihak orang tua yang terlalu sibuk mengurus pribadi mereka masing-masing, sehingga anak mereka melakukan hal kriminal dibiarkan?
Jika difikir kembali, orang tua mana yang ingin anaknya terlibat kekerasan dan kriminalitas? Lantas? Siapa yang salah? Agen sosialisasi mana yang harus bertanggung jawab dengan semua hal ini?.
Entahlah,, berjuta pertanyaan akan hadir di kepala kita jika kita membahas semua masalah ini. Akan menjadi perdebatan panjang yang tak dapat berakhir dengan waktu. Hanya jika ada kesadaran dari diri masing-masing yang dapat mengakhiri semua fenomena ini. Menyadari bahwa tauran itu suatu tindakan yang keliru, menyadari bahwa dengan dilakukannya tauran banyak saudara kita yang akan tersakiti. Kapankah kita sebagai penerus bangsa akan bersanding secara damai? Berpegangan bersama satu sama lain tanpa mengedepankan perbedaan?
Entahlah,,, kita hanya dapat berdo’a,berharap, lalu mengandai-andai semua ini tidak pernah terjadi,., tetapi sepertinya,, itu hanyalah mimpi.. bangsa ini masih gelap. Gelap dengan berbagai masalah yang menghadang, gelap dengan berbagai aksi kekerasan yang tak kunjung berhenti.
Itu ceritaku. Apa ceritamu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar